Cobaan Terbesar




                Cobaan terbesar itu bukanlah saat kita merasakan hati terperat hancur beserta air mata yang tak kunjung berhenti. Cobaan terberat bukanlah saat kita kehilangan sesuatu yang kita sukai atau kesempatan besar yang hilang. Cobaan terberat juga bukanlah saat kita terdzolimi oleh seseorang karena benturan ego yang tak terbendung. Mengapa? Karena rata-rata semua cobaan tersebut mampu kita lalui dengan izin Allah dan pertolonganNYA. Saat kita sakit, kita cenderung bangkit melawan dan menyerahkan semua urusan pada Allah. Dalam kasus ini, tentu yang saya maksud adalah hamba-hamba Allah yang masih memiliki iman dan keyakinan besar kepada sang pencipta. Tentu saja orang yang keropos imannya juga kering jiwa nya rata-rata mereka putus asa dan tidak lolos dalam cobaan.
                Cobaan diatas merupakan cobaan besar memang, apalagi hubungannya dengan kematian seseorang, kehilangan orang yang kita sayangi, kesempatan besar, cita-cita yang kandas dan lainnya. Namun semua itu sangat-sangat mungkin kita lalui dengan kekuatan iman dan sabar yang setiap orang mampu melatihnya. Lalu apa cobaan yang lebih besar dari cobaan diatas? Cobaan itu adalah “kenikmatan” yang kita terima dari Allah beserta kenyamanannya.
                Rasa sehat badan, hati yang bahagia, harta yang melimpah, waktu luang, serta fasilitas duniawi yang kita miliki, semuanya adalah cobaan. Apakah kita masih ingat kepada pemilik semua itu atau sebaliknya. Cobaan yang amat sangat berat ini sangat lah licik dan lihai datang pada kita. dia datang tanpa memperkenalkan diri bahwa dia adalah sesuatu yang harus di waspadai. Sehingga lalai lah kita dan jauh dari kewaspadaan.
                Satu diantara cobaan yang amat sangat besar itu adalah waktu luang dan badan yang bugar. Dia bersama kita, membersamai kita sebagai cobaan yang menentukan lulus atau tidak nya kita di hadapan Allah di hari yang tidak di ragukan lagi kedatangannya. Jangankan di akhirat didunia saja kita bisa merasakan dampak buruk jika kita tak mampu melewati cobaan ini. waktu dan kesehatan yang Allah amanahkan kepada kita terkadang kita gunakan untuk hal-hal yang tidak berguna baik untuk masa depan didunia lebih jauh lagi masa depan di akhirat.
                Waktu luang dan kesehatan yang ada, acapkali kita gunakan untuk membuka semua aplikasi handphone yang terkadang tak tahu tujuan. Boleh boleh saja kita membuka asalkan sebelum kita buka kita merenung beberapa saat untuk menentukan tujuan dan memastikan apa yang ingin kita dapatkan dari perbuatan tersebut.
                Waktu luang meruapakan anugrah yang Allah berikan untuk kita agar kita bisa berbekal untuk kehidupan yang akan datang. Sesiapa saja yang tak mampu menggunakannya maka waktu itu sendiri yang akan menggunakan kita sehingga diperbudaklah kita. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:

الوقت كالسيف فان قطعته  والا قطعك ونفسك ان لم تشغلها بالحق والا شغلتك بالباطل

“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”

Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:
الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل
Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”


Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/2782-waktu-laksana-pedang-2.html
Syaikhu Badrudddin
Hanya pembelajar biasa. Yuk belajar bareng Minimal tiap hari "berusaha" lebih baik.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment