Entah sejak kapan aku suka menulis, tak ada niat untuk menjadi terkenal karena tulisan. Tapi gerakan literasi yang selalu di gaungkan oleh pesantren, tepatnya saat itulah aku memantapkan diri untuk selalu menulis
Awalnya, hanya beberapa paragraf dan hanya coba-coba, akhirnya memaksakan diri agar disiplin, lama-lama ko enak sendiri. Apa-apa ditulis, terjadi hal sepele saja ditulis, bagaimana kalau ada kejadian besar.
Ditengah perjalanan kuliah, sempat lama tidak menulis karena sibuk belajar dan kerja, tapi saat waktu kosong kuselesaikan berbagai permasalahan hidup dalam blog pribadi yang terkunci dengan sebuah tulisan yang sudah meribu.
Tujuannya agar yang menikmati tulisanku hanya aku, karena terlalu privasi dan tulisan cenderung bebas sebebas-bebasnya. Bahasa yang kugunakanpun bermacam, ada sahdu, puitis bahkan kasar. Disana adalah tempat mini sejarahku ditulis, tempat sampah yang luas untuk membuang penat dan sukarnya hidup, namun disana pula ide muncul dan kesejahteraan batin kudapatkan.
Menulis itu harus hati-hati kalau ditujukan untuk orang lain, karena perasaan kita dan mereka itu berbeda. Kita harus mengedepankan toleransi dan narasi publik. Menulis untuk orang lain harus berisi manfaat, inspirasi, dan informasi, karena mereka tidak pernah mau tahu apa yang terjadi dan kesulitan apa yang dihadapi penulis. Cukup tulis untuk diri sendiri hal-hal pribadi yang menimpa diri lalu hanya sebarkanlah inspirasi dan motivasi, hasil dari kesulitan yang mampu kamu lalui.
Post a Comment
Post a Comment