Hidupku hanya untuk al-quran. Tanpa al-quran, apalah arti hidupku. Bahasa yang kumiliki akan kutuliskan untuk al-quran, akan kugores agar kekuatan keinginan ini membara dalam dada untuk terus bersama Al-Qur’an. Akan kutuliskan dengan tulisan yang rapi demi Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah sesuatu yang luarbiasa yang pernah ada dalam hidupku. Karena dekat dengan Al-Qur’an artinya dekat dengan Allah, membaca Al-Qur’an artinya sedang berbicara dengan Allah. Bagaimana kita tidak bahagia sedang kita memiliki teman yang setia dan selalu menyenangkan.
Ini adalah catatanku bersama Al-Qur’an, bagaimana kedekatanku dengan nya dan dimanakah titik lemahku sehingga aku melupakan al-qur’an kekasihku. Akan kupanggil kembali jiwa ini agar terus bersama Al-Qur’an. Semoga diriku dan yang membaca tulisan ini akan kembali pada Al-Qur’an. Tak ada keraguan dalam diriku untuk terus menuliskan tulisanku bersama Al-Qur’an. Tidak saja ketika semangat bersamanya tapi juga ketika hati ini lelah dan lemah menyentuh al-qur’an.
Hati yang lemah
Duhai diriku yang lemah, bersegeralah membaca Al-Qur’an, karena ia bagai segelas air dingin di gurun pasir yang panas. Ia menyegarkan pikiran dan hati. Kesempitan hati akan berubah menjadi lapang, kerumetan pikiran dan sipitnya mata akan mengembalikan pada pikiran yang sehat dan mata yang berbinar. Tidakkah engkau tahu bahwa ia memberikan ketenangan bagi pembacanya, sungguh obat di dalamnya tidak tertandingi dari obat-obat yang diproduksi ditimur maupun dibarat.
Duhai mata yang sedang mengantuk karena dibuatnya, resapilah ayatnya. Pelankan suaramu, bacalah arti dan makna yang terkandung didalamnya, karena engkau tidak akan merasa begitu segar dan semangat jika belulm membaca maknanya. Maka cobalah untuk membaca terjemahan dari al-quran itu, bacalah tafsirnya, asbabunnuzul nya niscaya hatimu akan mengembang dan bahagia, semangatpun akan terus bergejolak dan pada akhirnya matamu akan siap membaca berlama-lama tanda tanda kebesaran tuhan yang kita baca didalam al-Qur’an itu.
Kaifa haluka maal qur’an. Katakanlah setiap hari, pagi, siang, sore, malam, tanyakanlah .. sungguh engkau harus terus menanyakannya. Apa kabarmu bersama al-qur’an.
Kita begitu egois sehingga melupakan al-qur’an dan lupa menanyakan kabarnya. Bagaimanakah keadaan al-qur’an didalam hatimu, didalam hati kita. apakah ia masih menyinari pikiran dan qalbumu atau sebaliknya meredup bagai lilin yang hampir mati sehingga kita bersiap untuk tidur dalam kegelapan.
Karean itulah, mari detik ini kita tanyakan pada diri sendiri. Tanyakan kaifa haluka maal qut’an apa kabarmu bersama al-Qur’an. A hua khoir am la.. apakah baik baik saja.
Post a Comment
Post a Comment